BOLEHKAH PENGAJAR AL-QUR'AN DAN ILMU SYAR'I MENGAMBIL UPAH PENGAJARANNYA? ❓

Desember 21, 2019
════════════════════
      🔰 FAKULTAS ROQOIQ 
      ‎      ZUHUD FIDDUNYA 🔰
      ‎     SOAL JAWAB No. 40
════════════════════

BOLEHKAH PENGAJAR AL-QUR'AN DAN ILMU SYAR'I MENGAMBIL UPAH PENGAJARANNYA? ❓

🔒❔ Pertanyaan :

Bismillah... Ustadz, bagaimana hukumnya upah mengajar les privat misal baca-tulis-hitung sekaligus juga belajar baca Al-Qur'an dan pelajaran agama lainnya. Jaazakallahukhoir


🔓 ✍️ Ustadz Saeed Al-Bandunjie :

Al-Qur'an adalah ilmu yang sangat penting bagi seluruh manusia yang mempelajarinya.

ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa."
‎(QS. Al-Baqarah ayat 2)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)".
(QS. Al-Baqarah ayat 185)

Maka Nabi kita ﷺ sangat memuji orang-orang yang mengajarkan Al-Qur'an.
Seperti hadits Utsman yang diriwayatkan Al-Bukhori :
خيركم من تعلم القرآن وعلمه

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya.”

Maka pengajar Al-Qur'an akan melahirkan murid-murid : dari yang masih terbata-bata karena baru belajar membaca Al-Qur'an (beginner) hingga yang sudah mahir membaca Al- Qur'an (advance), dan keduanya sangat besar pahalanya di sisi Alloh.

Seperti di hadits Aisyah yang muttafaqun alaih :

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ، لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang pandai membaca Al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat dua pahala.

Maka para pengajar Al-Qur'an baik pelajaran tajwid, makhorijul huruf, tafsirnya bahkan penerapannya pada berbagai fakultas ilmu seperti aqidah, fiqh, manhaj dan roqoiq. Semuanya adalah keutamaan yang besar. Yang mana jika pengajar Al-Qur'an dan fakultas ilmu syar'i lainnya tidak mempunyai kemampuan dana untuk memberikan maaisyah kepada keluarganya karena waktunya dihabiskan untuk mengajari kaum muslimin Al-Qur'an dan ilmu. Maka tidak apa-apa pengajar ini mengambil upah yang diberikan oleh orang-orang yang  diajarinya. Dan ini tidak menghapus nilai ikhlas dan ibadahnya di sisi Alloh. Bahkan masuk kepada keumuman.
Allah Ta’ala berfirman:

{وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ} [المائدة: 2]

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
(QS. Al Maidah ayat 2)

Dan di Shohih Al-Bukhori dari Ibn Abbas tentang orang yang mengambil upah saat meruqyah dengan membacakan Al-Qur'an.

فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَخَذَ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ أَجْرًا ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ

Maka mereka : wahai Rosululloh seseorang mengambil upah atas pembacaan Al-Qur'an. Maka berkata Nabi ﷺ : "sesungguhnya yang paling berhak bagi kamu untuk pengambilan upah adalah Kitabulloh Al-Qur'an".

Kesimpulan :
Boleh mengambil upah mengajar Al-Qur'an dan ilmu syar'i lainnya dan ruqyah. Selama pengajar ini membutuhkannya dan tidak merusak keikhlasannya dalam berdakwah selama asalnya dia mengajar untuk berdakwah di jalan Alloh.

Dan ini adalah Fatawa Lajnah ad-Daimah 15/99 :

وأخذ معلمي القرآن الأجرة على تعليمه لا ينافي حصول الثواب والأجر من الله جل وعلا إذا خلصت النية. وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم " انتهى "فتاوى اللجنة الدائمة" (15/99)

"Pengambilan upah pengajar Al-Qur'an dari hasil pengajarannya. Tidak menafikan pendapatan pahala dan balasan dari Alloh jika dia ikhlaskan dalam dakwahnya".                                                        Syeikh Ibn Baaz rohimahulloh juga pernah mengeluarkan faatwa tentang jal ini, seperti bisa dibaca di :
https://www.binbaz.org.sa/fatawa/4898

فإذا وجد من يُعلم القرآن ويحتاج إلى مساعدة فلا بأس أن يعطى من بيت المال، أو من أهل المحلة، أو من أهل القرية، ما يعينه على ذلك حتى يتفرغ، وحتى يبذل وسعه في تعليم أبناء البلد أو أبناء القرية كتاب ربهم عزَّ وجلَّ، وهذا ليس من باب التأكل ولكن من باب الإعانة على هذا الخير العظيم؛ حتى يتفرغ للتعليم،وحتى يكفى المؤونة حتى لا يحتاج إلى ضياع بعض الأوقات في طلب الرزق وطلب حاجة بيته وأهله، هذا كله من باب التعاون على البر والتقوى

Berkata Syeikh Ibn Baaz rohimahulloh: "Jika didapati pengajar Al-Qur'an dan dia butuh kepada bantuan (nominal), maka tidak apa-apa jika dia diberi gaji dari baitul maal atau dari orang-orang khusus yang berhubungan dengannya  (bendahara yayasan/ponpes/tamiir masjid) atau penduduk desa setempat. Yang mana bantuan nominal ini membantu bea akomodasi/maisyah agar dia memfokuskan dirinya untuk mengajar saja. Dan lebih semangat saat mengajar anak-anak desa atau negeri kitabulloh azzawajalla.

Maka ini tidak termasuk memakan harta/ambil gaji. Tapi masuk kepada bab saling membantu dalam kebaikan yg sangat besar. Agar dia diberikan harta yang berkecukupan dan menjadikan waktunya lebih terfokus  untuk hanya mengajar saja.

Sehingga tidak butuh lagi kepada pengajar tersebut membuang waktunya mencari pekerjaan (jual beli) untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarganya.

Maka ini semua dari bab/permasalahan saling bekerjasama dalam kebaikan". (Selesai).

والله أعلم

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »