Kapan Jatuh Kepada Kekufuran Dalam Tauhid Asma Wa Shifat?

Desember 22, 2019
════════════════════
      🔰 FAKULTAS TAUHID 🔰
      ‎     SOAL JAWAB No. 44
════════════════════

🔴⁉ KAPAN JATUH KEPADA KEKUFURAN DALAM TAUHID ASMA WA SHIFAT❓ 

❔🔒 Pertanyaan :

Bismillah. Afwan, ustadz. Mengenai tauhid asma wa shifat, pada kondisi yang bagaimanakah seseorang disebut kafir pada tauhid asma wa shifat??. Mohon arahannya, ustadzuna Saeed. 
Jazakaallahu khairan. 


🔓🌻 Ustadz Saeed Al-Bandunjie :

Dari contoh kekafiran tentang tauhid asma dan sifat yaitu menafikan apa-apa yang disifatkan oleh Alloh atas diri-Nya di Al-Qur'an atau yang disifatkan Nabi kita ﷺ seperti tercantum dalam hadits-hadits yang shohih. 

Misalnya, menafikan sifat ilmu bahwa Alloh tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

Juga meyakini bahwa nama dan sifat Alloh sama seperti makhluk-Nya sehingga sifat wajah, tangan, kaki, turun dari Arsy adalah sama seperti wajah, kaki, tangan dan turunnya makhluk dari kursi singgasananya dan sebagainya. 

Ini bisa jadi kekufuran karena Alloh yang maha mulia dan sempurna sangat terhinakan jika disepertikan dengan makhluk-Nya yang serba kekurangan dan Alloh berfirman :

قال تعالى: (لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ) الشورى/11 

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat".
(QS. Asy-Syura : 11) 

 ولقوله تعالى: (هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيّاً) مريم/65

"Tidaklah kamu ketahui ada seorang yang sama dengan Dia".
(QS. Maryam : 65) 

 فَلَا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الْأَمْثَالَ  النحل /74

"Maka janganlah kamu mengadakan persamaan-persamaan dengan makhluk bagi Allah". 
(QS. An-Nahl : 74) 

Berkata Nu’aim bin Hamaad dari gurunya Imaam Al-Bukhori muhadits ahlusunnah yang meninggal pada 228 hijriyah. 

 نعيم بن حماد: من شبه الله بخلقه فقد كفر، ومن أنكر ما وصف الله به نفسه فقد كفر، وليس ما وصف الله به نفسه تشبيها.

"Barangsiapa yang menyepertikan sifat Alloh dengan makhluk-Nya telah kafir dan yang menafikan sifat Alloh telah 
kafir, maka tidaklah apa-apa yang Alloh sifatkan atas dirinya harus sama dengan makhluk-Nya". 

Atsar ini telah datang sanadnya di Siyaar A'laamunNubalaa 10/610)

Dan di juz Imaam al-Ghozi yang sanadnya shohih, semua rijalnya tsiqoot :

رواه من طريق الحافظ أبي بكر أحمد بن موسى بن مردويه، ثنا أحمد بن محمد بن زياد، ثنا أبو إسماعيل الترمذي، قال: سمعت نعيم بن حماد رحمة الله عليه يقول..فذكره.. 

"Namun ini semua harus dengan iqomatul hujjah terlebih dahulu. Jika tidak sampai hujjah/dalil maka tidak dihukumi kafir. Tetapi jahil". 

Seperti firman-Nya :

 وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا  (15)الاسراء

"Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul".

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًا بَعْدَ إِذْ هَدَاهُمْ حَتَّىٰ يُبَيِّنَ لَهُم مَّا يَتَّقُونَ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (115) التوبة

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi". 
(QS. At-Tawbah : 115) 

Begitupun di dalam Surat Al-'A`rāf : 138 

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰ أَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَّنَا إِلَٰهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (138)

"Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani lsrail berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui".

🔹Point pendalilan : 
Musa tidak mengatakan qoumun kaafirun, karena mereka berkata dari kebodohan mereka. Lalu dijelaskanlah kepada mereka tentang kesyirikan dan tauhid.

🌻 Faidah :
Adapun pendalilan udzur bil jahl dengan  hadits Dzatu Anwaath :

عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ، قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَسَلَّمَ إِلَى حُنَيْنٍ -وَنَحْنُ حُدَثَاءُ عَهْدٍ بِكُفْرٍ-، ولِلْمُشْرِكِينَ سِدْرَةٌ يَعْكُفُونَ عِنْدَهَا، ويَنُوطُونَ بِهَا أَسْلِحَتَهُمْ يُقَالُ
 لَهَا: ذَاتُ أَنْوَاطٍ، قَالَ: فَمَرَرْنَا بِالسِّدْرَةِ،
 فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ, اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآله وَسَلَّمَ: اللهُ أَكْبَرُ، إِنَّهَا السُّنَنُ، قُلْتُمْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ: ﴿اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ﴾ [الأعراف: 138]، لَتَرْكَبُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ»

Dari Abi Waaqid al-Laitsi, kami keluar bersama Nabi ﷺ ke Hunain. Dan kami baru keluar dari kekufuran dan baru masuk Islam. Maka kami dapati orang-orang musyrik mempunyai pohon yang disembah dan beri'tikaaf padanya dan menggantungkan senjata-senjata mereka. Yang dinamakan Dzatu Anwaath. Maka Nabi ﷺ bersabda : Allohuakbar yang demikian adalah mengikuti orang terdahulu. Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, seperti ucapan Bani Israil : jadikan kami tuhan-tuhan seperti mereka mempunyai tuhan-tuhan. Berkata Musa: sesungguhnya kalian orang-orang yang bodoh. Maka kalian pasti akan mengikuti sunnah-sunnah orang terdahulu kalian. 

Hadits ini dikeluarkan At-Tirmidzi dan An-Nasa’i di al-Kubro dan Ahmad dan lain-lain. 

عَنْ سِنَانِ بْنِ أَبِي سِنَانٍ عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ..فذكره.

Sanadnya dhoif karena Sinaan bin Abi Sinaan mastuurul haal dan sanadnya inqitho terputus Sinaan tidak pasti mendengar dari Abi Waqid.

Adapun hadits yang shohih tentang pendalilan udzur bil jahl seperti di riwayatkan Al-Bukhori dari Abi Hurairoh :

 عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال كان رجل يسرف على نفسه فلما حضره الموت قال لبنيه إذا أنا مت فأحرقوني ثم اطحنوني ثم ذروني في الريح فوالله لئن قدر علي ربي ليعذبني عذابا ما عذبه أحدا فلما مات فعل به ذلك فأمر الله الأرض فقال اجمعي ما فيك منه ففعلت فإذا هو قائم فقال ما حملك على ما صنعت قال يا رب خشيتك فغفر له 

Dulu ada orang yang suudzon dengan amal-amalnya. Maka saat didatangi malaikat maut dia berkata kepada anaknya jika aku mati bakar jasadku  lalu gilinglah sisa pembakarannya dan lemparkan debunya terbawa angin. Maka demi Alloh jika Alloh menetapkan kepadaku maka dia akan mengadzabku adzab yang tidak pernah Alloh perbuat kepada seorangpun. Maka Alloh pun memerintahkan tanah untuk mengumpulkannya. Maka bangkitlah dia kembali dan ditanya apa yg membuatmu melaksanakan yang demikian? Yaa robb ketakutanku pada-Mu. Maka diampunilah dosa-dosanya. 

Syahidnya: apa yang dia lakukan adalah dari kebodohannya bukan kekufuran dari hari kebangkitan. 

♻ Kesimpulan : 
Orang yang menafikan sifat Alloh (muathilah) dan yang menyepertikan sifat Alloh dengan makhluk-Nya (almusyabihah) dihukumi kafir jika telah datang hujjah atas mereka. Jikalau tidak maka mereka orang-orang yang jahil. 

والله أعلم
•••◇•••

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »