SHAHIHKAH HADITS BOLEHNYA MAKAN SAMBIL BERJALAN❓

Februari 08, 2020
══════════════════
   🔰  FAKULTAS HADITS 🔰
         SOAL JAWAB No. 82
══════════════════


SHAHIHKAH HADITS BOLEHNYA MAKAN SAMBIL BERJALAN❓

⁉️🔒 Pertanyaan :

Bismillah,
Ustadz, shahihkah hadits tentang bolehnya makan sambil berjalan?.
Lafadz haditsnya di bawah ini :
➖➖➖➖➖

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma berkata:

وكنا نأكل ونحن نمشي على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم.

"Kami dahulu pernah makan sambil berjalan di masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam."

Hadits ini dishohihkan Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany rahimahullah di As-Silsilah ash-Shahihah, No. 317

➖➖➖➖➖
Jazaakaallahu khairan


👆✍️ *Ustadz Saeed Albandunjie Abu Yaman* :

Hadits ini diriwayatkan at-Tirmidzi.

الترمذي في جامعه 1880 - حَدَّثَنَا أَبُو السَّائِبِ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ الكُوفِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: «كُنَّا نَأْكُلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَمْشِي، وَنَشْرَبُ وَنَحْنُ قِيَامٌ»

Sanad ini dhohirnya shohih karena Hafs bin Giyaats tsiqoh. Dari perowi Al-Bukhori dan Muslim meski diakhirnya ada perubahan dari hafalannya (taghoyar).

Namun hadits ini telah diillahkan(didhoifkan) oleh para ulama ahluhadits. Berkata Ibn Rojab di Syarh Ilal at-Tirmidzi

قال ابن رجب في شرح علل الترمذي (1/ 117) :"ومما أنكر على حفص حديثه عن عبيد الله عن نافع عن ابن عمر كنا نأكل ونحن نمشي
قال ابن معين تفرد وما أظنه إلا وهم فيه وقال أحمد ما أدري ماذا كالمنكر له وقال أبو زرعة رواه حفص وحده"

Dari hadits-hadits yang diingkari atas Hafs haditsnya dari Nafi dari Ibn Umar seperti lafdz yang diterjemahkan di atas.

Berkata Ibn Maiin : berkesendirian dan saya yakin ini wahm (kesalahan persepsi) dari Hafs.

Berkata Ahmad : sepertinya munkar (berkesendirian yang salah dari hafs)
berkata Abu Zur'ah : diriwayatkan Hafs hanya dia sendiri. (Selesai).

قال علي بن المديني نعس حفص نعسة يعني حين روى حديث عبيد الله بن عمر وانما هو حديث أبي البزري سؤلات الآجري 205
عن ابن معين أنه قال: «لم يحدِّث به أحدٌ إلا حفص، وما أراه إلا وَهِمَ فيه، وأراه سمع حديث عمران بن حُدَير، فغلط بهذا» . اهـ.

Berkata Ali bin al-Madini -guru besar Imaam Al-Bukhori- : telah tertidur Hafs dalam keadaan terlelap, yakni saat meriwayatkan hadits Ubaidillah bin Umar namun ternyata hadits Abu Bazari. (Selesai).
📚 Kitab Sualaat al-Aajuri, hal 205.

قال ابو حاتم: وهذا حدِيثٌ لا أصل لهُ بِهذا الإِسنادِ"

Dan Abu Hatim ar-Rozi saat ditanyakan kepadanya tentang hadits Ibn Umar dengan sanad di at-Tirmidzi : berkata Abu Rozi, hadits ini tidak ada asalnya dengan sanad ini.
📚 Kitab Ilal ibn Abi Hatim

فَسَأَلْتُ مُحَمَّدًا عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ فَقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ فِيهِ نَظَر

Dan at-Tirmidzi bertanya kepada Imaam Al-Bukhori tentang hadits ini maka berkata Al-Bukhori : hadits ini fiihi nadzor. (Selesai).
📚 Syarh Ilaal al-Kabiir.

Dan berkata Al-Bukhori di Tariikh al-Kabiir 1/165 : saat meriwayatkan hadits : Abu Bazari dari Ibn Umar
«والأولُ أصحُّ» .

Maka sanad yang pertama lebih shohih.

ٌ قَالَ أَبُو عِيسَى: لَا يُعْرَفُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ إِلَّا مِنْ وَجْهِ رِوَايَةِ حَفْصٍ. وَإِنَّمَا يُعْرَفُ مِنْ حَدِيثِ عِمْرَانَ بْنِ حُدَيْرٍ , عَنْ أَبِي الْبَزَرِيِّ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ , وَأَبُو الْبَزَرِيِّ اسْمُهُ يَزِيدُ بْنُ عُطَارِدٍ"

Berkata at-Tirmidzi : tidak diketahui dari Ubaidillah kecuali dari jalan riwayat Hafs. Tetapi diketahui dari hadits Imron bin Hudair dari Abi Bazari dari Ibn Umar dan Abul Bazari namanya Yazid bin Uthorid. (Selesai)
📚 Ilaal al-Kabir

Maka hadits ini didhoifkan oleh Syeikh kami : Syeikh Muqbil al-Wadi'i di Kitabnya Ahadits Muallah Dzohiruha Sihaah (Kumpulan Hadits Dhoif yang Dhohirnya Shohih).

 Kesimpulan :
Hadits di atas dari naafi dari ibn umar. adalah kesalahan dari Hafs bin Giyats. Yang benar bukan dari Ubaidilah dari Nafi dari Ibn Umar, tetapi dari Hafs dari Imron bin Hudair dari Abi Bazri dari Ibn Umar dan Abul Bazari Yazid bin Uthorid majhul hal. Jadi hadits yang  benar adalah yang ada rowi majhulnya (Abul Bazari).

☕️ Adapun dari segi hukum maka para ulama menjadikan hukum minum berdiri dimakruhkan, karena menjamak antara hadits yang melarang minum berdiri. Seperti di hadits Anas dan Abu Said al-Khudri di Shohih Muslim

عَنْ أَنَسٍ وأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنهما أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَجَرَ ( في لفظ : نَهَى) عَنْ الشُّرْبِ قَائِمًا .

Bahwa Nabi Muhammad ﷺ melarang minum dalam keadaan berdiri.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما قَالَ : سَقَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ زَمْزَمَ فَشَرِبَ وَهُوَ قَائِمٌ

Dan telah datang di hadits yang muttafaqun alaih. Dari Ibn Abbas berkata: "aku memberi minum kepada Nabi ﷺ dari air zamzam, maka beliau minum dalam keadaan berdiri."

🍜 Adapun makan dalam keadaan berdiri tidak ada nash yang kuat dalam pelarangannya. Namun para ulama mengatakan jika tidak dalam kesengajaan tidak apa-apa makan berdiri namun tidak bagus jika disengaja.

Seperti di acara pesta ala "standing party" -nya orang-orang kafir, dimana mereka sengaja makan dengan berdiri. Mulai dari makanan yang berat seperti nasi, daging, dan dessert bahkan sampai menikmati ice cream pun sengaja mereka lakukan sambil berdiri padahal disediakan juga kursi.

Tindakan seperti ini tidak baik ditiru oleh kaum Muslimin. Meski tidak ada larangan asalnya, namun standing party adalah sunnahnya orang-orang kafir di pesta mereka, maka kita tidak boleh menirunya. Lebih baik kaum muslimin duduk dan kalau bisa makan berjamaah. Sesuai hadits di Sunan Abi Daud yang shohih dari Ibn Umar.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ “

“Barangsiapa yang meniru satu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”

والله أعلم

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »