Bolehkah Memboikot Orang Tua ?

Februari 02, 2017

══════════════════
   🔰  FAKULTAS AQIDAH 🔰
               ⭐️ TAUHID ⭐️
       SOAL JAWAB No. 61
══════════════════

🔴 BOLEHKAH KITA MENGHAJR ATAU MEMBOIKOT ORANG TUA? ❔❓

📩🔓 Pertanyaan :

Assalamu'alaikum ustadz... 
Ana mau tanya apa yang kita lakukan ketika kita sudah memperingati kemaksiatan yang dilakukan oleh orang tua kita. Apakah kita boleh memboikot?, (biasanya ana mengasih uang belanja kepada orang tua ana sekarang ana tidak ngasih lagi uang belanja) kepada mereka? 


👆💬 *Ustadz Saeed Albandunjie* _(Abu Yaman -laqob dari Syeikh Adil Manshur-)_

Asal dari hubungan baik dengan orang tua kita adalah perbuatan yang paling wajib. Bahkan Alloh memerintahkannya setelah setelah perintah tauhid dalam peribadatan. Seperti dalam firman-Nya :

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." 
(QS. Al-'Isrā' : 23) 

Maka asal hukumnya tidak boleh menghjar (memboikot) orang tua kita yang tenggelam dalam kemaksiatan. Carilah jalan yang terbaik dahulu untuk mengembalikan orang tua kita ke jalan yang alhaq, selain cara pemboikotan. Misalnya dengan nasehat yang penuh hikmah dsb. 

Namun jika semakin hari semakin menjadi kemaksiatannya apalagi berhubungan dengan kesyirikan seperti orang tua yang sering mengamalkan klenik, sihir, perdukunan karena melakukan praktek sihir membatalkan Islam, termasuk di dalamnya menjadikan seseorang benci kepada istrinya atau sebaliknya, seperti mengerjakan pelet atau santet. 

Maka pelaku dukun atau pelaku sihir telah kafir keluar dari Islam karena mayoritas sihir dikerjakan dengan perantara menyembah selain Allah Ta’aala.

Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ

“…Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir…’” 
(QS. Al-Baqarah : 102) 

Atau jika orang tua menjadi kuncen kuburan yang mengajak manusia berdoa dan ngalap berkah kepada kuburan orang yang sudah mati atau orangtuanya meminta doa kepada mayit dari wali atau assyeikh habiib alfulani dan melaksanakan sesembelihan untuk wali yang sudah mati, maka ini KESYIRIKAN BESAR. Alloh berfirman : 

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ. إِن تَدْعُوهُمْ لاَ يَسْمَعُوا دُعَاءكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلاَ يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

"Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah dari orang yang sudah mati baik Nabi atau wali atau solihiin tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” 
(QS. Fathir: 13–14). 

Atau yang menyebabkan kepada kekufuran seperti meninggalkan sholat lima waktu bertahun-tahun, seperti di hadits dikeluarkan Imam Muslim dari Jabir :
 الرَّجُلِ وَبَيْنَ الكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ

Antara seseorang dan kekafiran adalah shalat.

Maka jika memang tidak ada jalan yang paling baik untuk menghalau orang tua dari kesyirikan atau kekufuran, kecuali dengan hajr atau boikot, seperti tidak diajak bicara atau tidak diberikan uang, 
-meski makan dan minum harus terus dinafkahi-, maka boleh untuk menghajrnya seperti difatwakan oleh As-Syeikh Ibn Al-Utsaimin :

فقد سئل الشيخ ابن عثيمين ـ رحمه الله: هل يجوز الهجر للوالدين المسلمين إذا كان في مصلحة شرعية؟ فأجاب: نعم، إذا كان في هجر الوالدين مصلحة شرعية لهما فلا بأس من هجرهما، لكن لا يقتضي ذلك منع صلتهما، صلهما بما يجب عليك أن تصلهما به، كالإنفاق عليهما، في الطعام والشراب والسكن وغير ذلك.

Apakah boleh memboikot/hajr kedua orang tua yang muslim untuk kepentingan assyariat. 

⏬⏬⏬

Dijawab oleh As-Syeikh : naam. Boleh jika dalam pemboikotan keduanya ada maslahah tidak apa-apa untuk diboikot keduanya. Namun dengan begitu tidak memutuskan silaturohmi dengan keduanya. Maka meski diboikot maka mereka tetap harus mendapatkan makanan dan minuman dan tempat tinggal baginya. 
(Selesai Nuurun ala Addarb).

والله أعلم

════ ❁✿❁ ════

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »