Adab Penuntut Ilmu Mengamalkan Ilmu Yang Didapatkan

Agustus 05, 2021


🏷 Judul : Adab Penuntut Ilmu Mengamalkan Ilmu Yang Didapatkan

🎙 Khotib : Al-ustad Saeed hafizhohulloh 

📜 Khutbah Jum’at, 30 Juli 2021 

Khutbah 1 : 

إنّ الْحَمْد للهِ نَحْمَدُه ونستعينُه ، ونستغفرُه ، ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسِنا ، ومن سيئاتِ أعمالِنا ، مَن يَهْدِهِ اللهُ فلا مُضِلَّ له ، ومَن يُضْلِلْ فلا هادِيَ له ، وأشهدُ أن لا إله إلا اللهُ وحدَه لا شريكَ له ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبدُه ورسولُه . يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًاكَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا النساء : 1 . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ آل عمران : 102 . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا الأحزاب : 70 ، 71 .

Amma ba’du 

Ketahuilah ya ‘ibadalloh dari adab penuntut ilmu  adalah: mengamalkan apa yang telah diketahuinya.

Maka disaat Alloh memberikan ilmu yang bermanfaat  tentang halal dan harom, tentang keimanan keislaman, serta sunnah-sunnah maka lebih pantas baginya untuk segera mengamalkan dari ilmu yang dipelajari. Maka perkara ini  

termasuk adab yang paling urgen(penting) bagi para penuntut ilmu. Maka untuk apa dia  

menuntut ilmu jika tidak diamalkan 

disebutkan oleh pepatah arob bahwa  : (العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر)

Artinya: orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mengamalkannya bagaikan pepohonan yang seharusnya berbuah maka tidak mengeluarkan buahnya, tidak ada faidah untuk ditanam.  

Dalilnya dalam alquran tentang adab ini :

قال تعالى: وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.(*1)

maka ini adab seorang penuntut ilmu dihadapan Alloh. Apa yang dipelajari dari ilmu agama tentang halal dan  

haram, tentang syirik dan tauhid, tentang kufur dan islam, tentang bid’ah dan sunnah, maka  

wajib bagi penuntut ilmu jika mengetahui bahwa perkara itu wajib, maka wajib untuk diamalkan, dan jika  mengetahui perkara ini harom, maka untuk wajib untuk ditinggalkan. Sesuai dengan hadist  

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian.(*2)

itulah adab bagi penuntut  ilmu agar diberkahi ilmunya. Jika kita rujuk kepada kehidupan salafushaholeh (shohabat, tabi’in itbaattabiin), mereka sangat menjunjung ilmu-ilmu yang mereka dapatkan dari nabi, mereka amalkan semampunya sampai akhir hayat mereka. 

Seperti dikisah sahabat ,

عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ

صَلَّيْتُ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ الْعَتَمَةَ فَقَرَأَ إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ فَسَجَدَ فَقُلْتُ مَا هَذِهِ قَالَ سَجَدْتُ بِهَا خَلْفَ أَبِي الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا أَزَالُ أَسْجُدُ فِيهَا حَتَّى أَلْقَاهُ  

dari Abu Rafi’ berkata:

“Aku pernah shalat ‘Atmah (‘Isya di penghujung malam) bersama Abu Hurairah radliallahu ‘anhu.

Dia membaca idzas samaa-unsyaqqat (QS Al Insyiqaq) lalu dia sujud tilawah.

Kemudian aku bertanya kepadanya:

“Mengapa anda melakukan ini?”

Maka dia menjawab:

“Aku pernah sujud di belakang Abul Qasim ﷺ.

Dan senantiasa aku melakukan sujud ketika membacanya sampai akhir hayatku”.(*3)

Maka inilah amalan dari salaf, Sebagaimana abu hurairoh  

menghafalkan ribuan hadist nabi, namun tidak hanya sekedar menghafal tetapi mengamalkanya itulah adab  

seorang penuntut ilmu yang diinginkan.

Kisah yang lain dari  amalan shahabat ,berkata umar rodiyallohu anhu : 

وَاللَّهِ إِنِّي لَأُقَبِّلُكَ وَإِنِّي أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ وَلَوْلَا أَنِّي رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

 “Demi Alloh,Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorot (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.(*4) 

Maka umar mencium batu karena mengamalkan ilmu yang dipelajari dari nabi

Begitupun dari atsaar, Bagaimana salafussholeh mengamalkan ilmu-ilmunya :

-Dalam siyar a'alaamu annubala karya imam dzahabi, dinukilkan dari Abdurrahman ibnu mahdi.  

Berkata sufyan atssauri : "ما بلغني عن رسول الله صلى الله عليه وسلم حديث قَطّ إلا عملت به، ولو مرةً واحدةً" 

Artinya:tidaklah sampai kepadaku dari nabi sholallohu alaihu wasalam ,satu hadits saja kecuali pasti aku amalkan meski sekali dalam seumur hidupku.(*5)

-Dalam ucapan imam Ahmad bin hambal dalam kitab syiar annubala

قال أحمد: مَا كَتَبْت حَدِيثًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إلَّا وَقَدْ عَمِلْتُ بِهِ حَتَّى مَرَّ بِي فِي الْحَدِيثِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { احْتَجَمَ وَأَعْطَى أَبَا طَيْبَةَ دِينَارًا } ، فَأَعْطَيْت الْحَجَّامَ دِينَارًا حِينَ احْتَجَمْتُ .

Berkata ahmad:tidaklah aku menulis satu  hadits saja dari nabi sholallohualaihiwasallam kecuali aku telah mengamalkannya, sampai2 aku mendapati hadits bahwa nabi berbekam dan memberikan abu thoyibah satu dinar, maka akupun berbekam dan memberikan pada pembekam satu dinar saat aku selesai berbekam.(*6) 

-Diriwayatkan oleh waqi’ ibnul jarroh, dari ibrohim Ibnu ismail  berkata: 

وكيع ، نا إبراهيم بن إسماعيل بن مجمع ، قال : « كنا نستعين بالحديث على حفظه بالعمل

Artinya: dulu kami membantu menghafal hadits dengan mengamalkannya.(*7)

Inilah adab adab penuntut ilmu, maka wahai para penuntut ilmu, janganlah ilmu yang didapat itu  hanya sekedar dipergunakan untuk menghafal alquran dan  menulis hadist saja, 

mempunyai (ilmu) namun tidak mengamalkanya, maka ilmu tidak akan jadi berkah, bias jadi ilmu jadi  

hilang dan timbul penyesalan diakhir.

-SELESAI-

_________

(*1) surat al-hasyr ayat 7

(*2) muttafaqun alaihi dari abu hurairoh -rodiyallohu anhu-

(*3) muttafaqun alaihi dari abu hurairoh -rodiyallohu anhu-

(*4) muttafaqun alahi dari umar -rodiyallohu anhu- lafadznya di shohih muslim

(*5) siyar a'laam annubala 242/7

(*6) diriwayatkan ibn muflih di al-adab asyariyah 77/2 dan alkhotib di al-jaami 144/1 kedua sanadnya bertumpu pada alkholaal abu bakr ahmad, maka sanadnya shohih

(*7) dikeluarkan ibn muflih di adab assyari 2/58 dan Alkhotib di aljaami liakhlaqi arrowi 2/231

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »