*BOLEHKAH BERDAKWAH DENGAN MENCERITAKAN DOSA-DOSA DI MASA LALU?*

Januari 16, 2020
══════════════════
 🔰  FAKULTAS MANHAJ 🔰
   ‎        ⭐️ DAKWAH ⭐️
          SOAL JAWAB No. 71
══════════════════


*BOLEHKAH BERDAKWAH DENGAN MENCERITAKAN DOSA-DOSA DI MASA LALU?*

📩🔓 Pertanyaan :

Afwan Ustadz..Apakah berdakwah dengan mengkisahkan dosa-dosa di masa lalu diperbolehkan?. Apa ini termasuk membuka aib sendiri?. Yang pada saat dauroh di Pekan Baru ustadz  membahas Jama'ah Tabligh.
Jazaakallohu Khoiron katsiron.


👆✍️ *Ustadz Saeed Albandunjie* _(Abu Yaman -laqob dari Syeikh Adil Manshur-)_

Di jaman now, dimana media sosial terbuka untuk siapa saja, maka ia menjadi ajang untuk memposting apa saja yang ada di lubuk hatinya. Melalui grup Whatsapp atau Telegram atau grup Facebook bahkan membuat situs sendiri melalui blog atau website dll. Maka banyak orang yang ingin eksis tampil dan mengejawantahkan diri yang ada di dalam lubuk hatinya dengan alasan dakwah melalui sarana media sosial di atas.

Akhirnya banyak orang yang jahil atas agamanya menjadi dai karbitan yang naik daun di dunia maya. Sayangnya mereka mengira dakwah adalah "no rule" tidak ada aturan, yang penting memposting "qolalloh wa qola rosul".

Padahal dakwah adalah tauqifiyyah (harus mengikuti syariat Alloh), seperti firman-Nya :

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata."
(QS. Yusuf :108)

Alloh juga berfirman:

 ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."
(QS an-Nahl 125)

Dari dua ayat di atas jelas bahwa dakwah adalah ibadah. Maka kalau ibadah semua rule-nya datang dari Alloh dan Rosul-Nya.

Rule atau aturan atau syarat pertama yang terkandung dari kedua ayat di atas adalah perlunya pengetahuan ilmu syar'i.

Sehingga tidak cukup hanya dengan ikhlas dan semangat lalu keluar/khuruj 3 hari, seminggu bahkan 40 hari. Tidak bisa begitu!. Jika ingin berdakwah maka dia harus berilmu dulu.

Tak heran jika dakwah di zaman now begitu semarak tapi karena tanpa terpenuhinya syarat ilmu, maka banyak terlihat kejanggalan-kejanggalan pada manhaj dakwah itu sendiri, seperti dakwahnya Jama'ah Tabligh (JT).

Mereka (JT) hari ini merekrut preman dari terminal untuk bertobat. Lalu besoknya, -mantan pereman ini yang seharusnya belajar dahulu tentang tauhid agar terjauh dari kesyirikan dan diajari sunnah agar terjauh dari kebid'ahan dan diajari islam dan pembatalnya agar terjauh dari kekufuran- langsung diajak atau disuruh khuruj berdakwah meski sehari, tiga hari dsb.

Maka mantan preman rekrutan ini -dengan hanya berbekal niat dan semangat membawa kasur lipat, kompor gas dan 2 kg beras di ranselnya berjalan puluhan kilo- berdakwah khuruuj fi sabilillah (katanya). Dengan modal berani tampil di mimbar, akhirnya dia naik daun dan menjadi dai kondang.

Tapi...apa yang dia sampaikan???
Tidak ada ilmu tauhid, aqidah, fiqh, ilmu hadits bahkan bahasa Arab!, yang akhirnya mereka berdakwah tanpa ilmu! Ini bukan saja menyesatkan dirinya sendiri dari jalan yang benar, tapi juga  orang lain yang mengikuti jalan dakwahnya akibat manis lidahnya.

Lalu apa yg dia sampaikan..???
Kisah hijrohnya. Bagaimana proses mengalap hidayahnya (yang diberikan judul-judul yang trendy, yang dramatis, yang sentimentil agar memikat hati) dan lain sebagainya, yang menjadikan dai karbitan ini terjerumus untuk membeberkan dosa-dosanya yang dulu telah dia lakukan -yang telah ditutupi Alloh dari pandangan manusia-. Maka terkuaklah kebusukan dosa-dosanya di media sosial dengan imbalan puluhan ribu bahkan jutaan (like👍).

Dia tidak menyadari bahwa karena perbuatannya ini maka akibatnya dosa-dosanya yang terdahulu tidak jadi diampuni oleh Alloh. Dirinya sesat dan menyesatkan manusia dengan dakwahnya yang tanpa ilmu itu.

Padahal, Alloh telah melarang perbuatan ini dalam firman-Nya :

  لاّ يُحِبُّ اللّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوَءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ مَن ظُلِمَ  [النساء:148].

"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya."
(QS. An-Nisa : 148)

Juga firman-Nya :

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.”
(QS. An-Nur : 19)

Dan lebih jelas lagi, di hadits Abu Hurairoh yang muttafaqun alaih :

وقال النبي : { كل أمتي معافى إلا المجاهرين، وإن من الإجهار أن يعمل العبد بالليل عملا، ثم يصبح قد ستره ربه، فيقول: يا فلان! قد عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربه، ويصبح يكشف ستر الله عنه } [متفق عليه].

قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم- يقول: كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين، وإنّ من المجاهرة أن يعمل الرّجل باللّيل عملا، ثمّ يصبح وقد ستره اللّه فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف ستر اللّه عنه

Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.

Maka buah dari perbuatan dakwah tanpa ilmu ini, berdakwah dengan metode mujaharoh (membeberkan dosa-dosa diri sendiri di medsos atau di mimbar) sangat fatal untuk dirinya sendiri juga orang lain.

1- Pelaku perbuatan ini menyebabkan kemarahan Allah kepadanya.
2- Pelaku perbuatan ini telah mengharamkan ampunan Alloh bagi dirinya sendiri.
3- Manusia dan pelaku akan meremehkan dosa-dosa yang diperbuatnya.
4- Ada kecenderungan untuk mengajak manusia mengamalkan dosa-dosa dulu lalu bertaubat.
5- Dicabutnya penyesalan dan kesedihan saat melaksanakan dosa yang merupakan syarat diterimanya taubat.

Bahkan dengan bangga bercerita bahwa  aku dulu berbuat ini dan itu; aku dulu mendzolimi si fulan dan si fulan (dengan penuh kebanggaan tanpa penyesalan), maka ini adalah perbuatan yang harom.

Tidak bisa perbuatan mujaharoh dari kemaksiatan ini jadi sarana dakwah. Cukuplah dakwah ini untuk Alloh maka rules-nya pun harus dari Alloh dan Rasul-Nya pula.

والله أعلم

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »